[LIPUTAN] Hunting Ujung Genteng 2010


Hunting Klepon ke Ujung Genteng di ujung selatan Sukabumi
pada tanggal 26-27 Februari 2010 membawa oleh-oleh foto-foto
hasil jeprat-jepret yang amat berkesan...
meskipun kami akui kami lebih berkesan dengan
nasi rames di warung nasi Karibek dan soto daging hangat
di warung nasi Kopi Susu Seduh

Nantikan segera foto-fotonya...!

:-)


Klepon, ini makanan atau apa sih?

Kalau teman-teman menyebutkan kata klepon, langsung terbesit di pikiran kita suatu bentuk yang sangat identk dengan makanan. Klepon adalah panganan jajan pasar berwarna hijau yang diramu dari tepung kenyal yang diisi gula jawa kental manis dan ditaburi dengan kelapa di bagian luarnya. Ketika bulatan klepon berhasil mampir ke mulut kita, lelehan gula jawa akan mengiringi gigitan kita kepada si klepon itu. Lalu kelapa akan menambah legit dengan tambahan rasa gurih diatas rasa manis gula jawa yang mak nyuuss buangeett.

Geser sedikit keinginan Anda untuk menikmati klepon yang menggoda itu. Mari kita pergi ke GKJ Nehemia di Lebak Bulus. Klepon di sini juga lumayan terkenal lho. Tanyakan saja kepada sebagian warganya, pasti mereka tahu.
"Mas, disini ada klepon ndak?"
Pasti ada doongg...
Tapi buang jauh-jauh rasa manis yang sudah dibayangkan. Klepon disini tidak ada manisnya sama sekali. Malah terkadang cenderung kucel dan asem...hehehe...
Don't judge the book by its cover. Tampilan luar memang tidak menggoda sama sekali. Tapi cobalah dekati klepon ini. Amati dan ajak bicara si klepon. LHO, KOK KLEPON DIAJAK NGOMONG? KOK NGGAK DIEMUT TRUS DIGIGIT AJA?

Yup! Klepon yang satu ini bukan makanan. Klepon disini adalah kepanjangan dari Kleb Poto Nehemia. Dipersatukan oleh hobi yang sama dalam bidang fotografi, Klepon ingin menjadi satu wadah yang dapat menampung kegiatan fotografi dan menjadi ajang pertukaran ilmu fotografi. Siapa pun boleh bergabung disini, baik yang suka memotret ataupun yang suka dipotret. Memang rasa klepon ini tidak semanis klepon yang ada dipasar, apalagi kalau liat anggotanya yang mayoritas cowok semua dan minim kegantengan..hahaha...
Tapi Klepon ingin menjadi manis lewat fotografi. Klepon ingin berbagi manisnya citra-citra yang keluar dari fotografi. Klepon juga ingin berbagi ilmu dan terus belajar untuk mengabadikan manisnya suatu moment lewat fotografi.




Semoga Klepon berkenan dihati Anda.
Tuhan memberkati!

-Tim Web Klepon-

Baptis dan Sidi GKJ Nehemia 6 Juli 2008


Tanggal 6 Juli kemarin di GKJ Nehemia dilangsungkan Sidi, Baptis Dewasa, dan Baptis Anak untuk semester pertama. Sebanyak 11 orang mengikuti Sidi dan 17 mengikuti Baptis.
Saat ini ada aturan baru dimana dalam acara khusus seperti Baptis dan Sidi, jemaat DILARANG untuk melakukan pengambilan gambar.
Sudah menjadi kritik oleh banyak orang kalau ada Baptis dan Sidi pastilah bagian mimbar menjadi ruwet dan kacau dengan ulah para pengambil gambar. Upacara menjadi tidak khidmat dan hilang ketenangannya.


Gereja memutuskan untuk menyediakan dokumentasi bagi jemaat yang dilarang untuk mengambil gambar dan ini semua GRATIS!!Dokumentasi disediakan dalam bentuk CD dan pastinya berisi gambar-gambar berkualitas lah yaauuww...


KLEPON ditunjuk untuk menjadi jembatan bagi para jemaat yang ingin mendapatkan dokumentasi Sidi dan Baptis. KLEPON ditugaskan untuk menerjunkan jawara-jawara potograpi di setiap acara khusus GKJ Nehemia. KLEPON pun sudah menyiapkan standar pelaksanaan bagi para jawara yang akan terjun motret. Semoga ini bisa terus terjaga sehingga upacara-upacara khusus menjadi lebih sakral dan khidmat tanpa harus kehilangan moment-moment indah.


Tim peliput : Mas Iyank, Mas Yulius, Mas Haryanto (Thanks for you all..Great pictures yeah!!)

Lelaki Gondrong di Balik Lensa

Kisah ini tentang seorang fotografer bernama Tarmizy Harva. Ia mendapat penghargaan Honorable Mention kategori Spot News Singles Photo pada ajang World Press Photo of The Year 2003.
Ia orang Indonesia asli dan perjalan hidupnya untuk sampai pada penghargaan tersebut sangat menarik untuk diikuti. Teman-teman yang tertarik mendalami fotografi jurnalistik pasti akan terkesan dengan kisah ini.
Kisah selengkapnya bisa didownload di link dibawah ini :

DOWNLOAD DISINI...!

Melayani Melalui Fotografi

Oele Pattiselano....
Yup, benar! Beliau adalah gitaris Indonesia yang menjadi salah satu jemaat di gereja kita. Beberapa bulan yang lalu Pak Oele mendapatkan penghargaan The Indonesian Jazz Legend Award atas kiprahnya selama 43 tahun di musik jazz Indonesia. Sungguh suatu kebanggaan bagi kita ketika seorang anak Tuhan dihargai talentanya oleh dunia dengan level yang sangat tinggi. Talenta luar biasa inilah yang ingin Pak Oele sharing dalam bentuk pelayanan kepada jemaat Nehemia. Beliau membentuk Ensemble Gitar untuk melayani di kebaktian-kebaktian Nehemia dan Pak Oele bercerita bahwa ensemble ini adalah mimpinya dari lama yang selalu dia bawa dalam doa kepada Tuhan. Merinding rasanya seorang sosok sekaliber Pak Oele punya mimpi untuk melayani Tuhan dan itu semua dilakukan dengan tulus dan penuh kerendahan hati.

Walaupun berbeda bidang, boleh dong kita belajar dari semangat pelayanan yang Pak Oele tunjukkan. Dalam kebaktian ucapan syukur keluarga Pak Oele, Pendeta Lusindo mengatakan bahwa sebuah pelayanan yang sempurna terjadi manakala orang lain yang melihatnya semakin kagum akan Tuhan. Masing-masing manusia memiliki talenta spesial yang telah Tuhan berikan. Kembangkanlah talenta itu dan buatlah orang lain kagum dengan talenta itu dan yang terpenting adalah orang menjadi semakin kagum dengan Tuhan Sang Pemberi talenta. Jangan ada kesombongan sedikitpun atas talenta itu! Kembalikan sepenuhnya kemuliaan yang didapat untuk Tuhan.

Cah Klepon semua, Tuhan sudah memberi talenta kepada kita untuk memotret dan mengabadikan dunia dalam bentuk fotografi. Tuhan pun juga telah menyediakan GKJ Nehemia sebagai sarana kita untuk mulai belajar fotografi. Jangan sia-siakan itu! Kembangkanlah kemampuan fotografi teman-teman setinggi mungkin. Jangan lupa juga untuk melakukan pelayanan dengan talentamu. Buatlah orang-orang disekitarmu kagum bahwa Tuhan telah menitipkan talenta fotografi yng luar biasa atas diri teman-teman. Setiap karya yang didasarkan atas pelayanan pasti hasilnya akan luar biasa, baik itu untuk orang lain maupun untuk diri kita sendiri. Pakai talenta spesial ini untuk menunjukkan bahwa Tuhan itu luar biasa.


GBU all...

Preview UJUNG GENTENG

Mungkin baru kali ini mendengar namanya, juga cukup lucu bila diartikan secara umum. Sebetulnya Ujung Genteng adalah daerah pesisir pantai selatan Jawa Barat, terletak ±200 Km dari kota Jakarta. Ujung Genteng masuk wilayah pemerintahan Kabupaten Sukabumi. Perkiraan perjalanan antara 5~6 jam dari Kota Jakarta, memang dirasakan sangat lama karena harus melalui kota kecil seperti Cicurug yang terkenal macet & juga Cibadak yang kotanya cukup ramai, lalu melalui jalan menanjak & berbelok-belok sepanjang ±14 Km, namun memiliki pemandangan yang indah di sisi kanan jalan, yaitu pesisir pantai palabuhan ratu yang terlihat jelas dari atas bukit Bagbagan. Baru nanti melewati kota kecil Kiara Dua lalu Jampang Kulon & terakhir Surade.

Keunikan pantai Ujung Genteng yaitu kita bisa menikmati matahari terbit juga matahari terbenam, mungkin sangat cocok bagi pecinta Fotografi. Pantainya masih cukup bersih dengan ciri khas pesisir pantai selatan yang terkenal bersih airnya dan ombaknya yang besar. Dipesisir pantai sepanjang ujung genteng hingga pantai batu nunggul tidak terdapat ombak karena sudah tertahan oleh beting karang yang berada sekitar 200m sebelum garis pantai. Pada saat pasang air laut memenuhi pantai dengan kedalam air 0,5 ~ 1 meter, sangat cocok untuk berendam, bermain perahu karet, juga aktifitas lain seperti kolam luas dengan air yang berarus tenang.

Didaerah Ujung Genteng sendiri terdapat banyak tempat menarik, seperti melihat langsung penyu hijau (Chelonia Mydas) bertelur, menggali lubang untuk telurnya, menutup lubang untuk telurnya, juga anda bisa menyentuh penyu hijau tersebut (tergantung musim). Ada juga lokasi dimana anda bisa berselancar yang menurut beberapa orang mancanegara merupakan tempat yang bagus karena masih bersih & ombaknya cukup menantang. Untuk yang suka memancing di Ujung Genteng merupakan tempat yang sering dikunjungi oleh para pemancing dari daerah lain yang menurut mereka ikannya lebih banyak & cukup bervariasi, Konon juga masih banyak ikan Marlin. Bagi yang suka dengan ketenangan bisa merasakannya di pantai Ujung Genteng ini, apalagi garis pantai yang panjangnya mencapai ±6 Km dan menghadap arah barat, begitu indah bila dinikmati pada saat matahari terbenam. Juga yang suka bertualang dengan kendaraan 4WD, Trail Bike, Mountain Bike, Surfing & Boating didaerah Ujung Genteng tempatnya cukup menantang. Dan masih ada beberapa obyek & kegiatan menarik lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Itulah sekilas gambaran mengenai daerah Ujung Genteng. Untuk lebih detail mengenai peta lokasi, transportasi, kondisi, akomodasi, obyek menarik, kumpulan foto dan berita-berita tentang Ujung Genteng anda bisa jelajahi website ini lebih dalam lagi. Dan semoga anda tidak buta & tersesat di Ujung Genteng.(dikutip dari www.geocities.com/ujunggenteng/Front.htm - 9k )

Galeri Hunting PIK

Mas Yulius :










Mas Dadi:













Mbak Joan :









Mas Gabriel :








[LIPUTAN] Hunting PIK 19 April 2008


Weleh...weleh....weleh....

Akhirnya kesampaian juga keinginan teman-teman untuk jalan bareng sambil hunting foto. Seneng deh ih rasanya :)

Jam 5.30 pagi Cah Klepon mulai datang satu persatu. Udara masih sangat dingin namun itu tidak mengendorkan niat untuk hunting. Aktifitas pagi ini membuat sebagian rekan-rekan belum sarapan. Maka dipanggillah tukang bubur yang lewat situ untuk meracik bubur bagi kami. Tidak lupa abangnya kita ajak bercanda, siapa tahu beliau senang dan kita digratisin sate usus...hehehe...
Pagi itu yang berkumpul adalah Mas Dadi, Mbak Joan, Mas Gabriel, Mas Yulius, Dik Tinto, Mas Iyank, Mbak Maya, Mas Benny, dan Mbak Stella
Selesai sarapan, kami berangkat ke Pantai Indah Kapuk. Satu mobil saja sambil empet-empetan biar irit bensin. Untung yang gemuk cuma Mas Yulius saja, jadi ya ndak masalah deh walaupun harus ber-9 dalam satu mobil.

Perjalanan cuma memakan waktu satu jam saja karena lalu-lintas pagi masih sangat lancar. Tiba di PIK, kami langsung menuju titik pertama di tempat Pencanangan Hutan Mangrove di pinggir tol Sedyatmo. Disana kami hunting dengan objek makro, rawa-rawa bakau, dan kegiatan masyarakat pencari ikan. Lokasi penuh dengan semak belukar dan pastinya gatel-gatel deh. Jalan pun juga masih menyisakan becek karena malamnya baru saja turun hujan. Lihat saja foto Mas Gabriel bergelantungan di pagar kawat supaya ndak kena becek.

Puas bermain disitu sekitar 2 jam, kami melanjutkan hunting ke tahap yang lebih serius. Kali ini kami menuju rumah makan Bakmie Kadut. Kami anggap ini serius karena sudah ada anggota rombongan yang minta makan. Buset deeehh, padahal baru jam 10.30 lho. Tetapi semua mengamini karena memang jalan-jalan di semak belukar menghabiskan tenaga banyak deh ih. Menu pertama adalah minuuuummmm!!! Panasnya memang luar biasa. Apalagi ini adalah daerah pinggir laut. Barulah setelah itu keluar nasi tim dan aneka macam bakmie. Bahkan Mas Yulius sampai pesan 2 mangkuk! Ndak papalah mengingat ukuran badan Mas Yulius memang diatas rata-rata.


Anyway acara makan ini justru menambah keakraban kami. Apalagi disitu lalu bergabung Mas Difpri yang jauh-jauh dateng dari kampusnya. Ternyata session makan ini lama juga lho, sekitar 2 jam sendiri. Ternyata eh ternyata, acara makan gak kalah seru sama huntingnya :D Terutama ya yang pesan 2 mangkuk! Sepertinya dia sangat menghayati acara makan ini.

Kelar makan kami berkemas dan bergegas ke suaka hutan margasatwa burung. Tapi apa daya, ketika sampai disana kami ditolak. Suaka ini sedang mengalami renovasi hingga bulan Juli dan tidak menerima pengunjung. Hiks, terpaksa kami bergerak kembali mencari tempat hunting. Tetapi untungnya sang penjaga suaka tersebut memberi tahu alternatif tempat lain untuk berburu foto. Beliau menyarankan untuk menuju suaka bakau di bagian utara perumahan Pantai Indah Kapuk. itu artinya kami akan semakin mendekat kelaut. Langsung saja kami beranjak kesana.


Tempat yang kami datangi ini merupakan suaka khusus pohon bakau. Sejenak kami tertegun karena kami sedang berdiri di benteng pertahanan Jakarta dari serangan air laut. Bisa dibayangkan tanpa hutan bakau ini, Jakarta pasti sudah diterjang air laut. Sayangnya suaka ini terlihat kurang terawat. Cerita punya cerita, ternyata hutan bakau ini adalah milik pribadi yang bisa saja tergusur perumahan PIK seandainya sang empunya tidak sayang dengan lingkungan. Kami pun juga beruntung karena bulan depan untuk masuk area ini akan dikenakan biaya restribusi. Hari itu kami masuk GRATIS. Rencananya sih kami mau menunggu burung-burung yang pulang ke sarang mereka di tengah hutan bakau. Tapi apa mau dikata, burung-burung tersebut tak kunjung datang dan kami sudah merasa bosan. Apalagi cuacanya panas dan kering. Untungnya ada Bang Benny yang kami jadikan pelampiasan motret. Walaupun jauh dari sosok indah, tapi Bang Benny punya gaya yang gak ada matinya...hahaha...Dia juga sosok yang sangat menghibur kami. Bayangkan saja, setiap orang yang dia temui pasti akan dijahilin. Mbak Stella sang kekasih sampai geleng-geleng sendiri. Tapi Bang Benny memang lucu deh ih. Dik Tinto suka deh Bang.....hiiiii...


Di tempat ini pula Mas Sabat bergabung bersama kami didampingi oleh sang yayang. Sempet-sempetnya ya pacaran di tengah rawa.... :P
Kembali ke parkiran kami istirahat sejenak di saung yang ada disitu. Banyak yang kami bicarakan dengan pengurus disitu. Terutama tentang kondisi hutan bakau yang sangat memprihatinkan dan minim perhatian dari pemerintah. Untunglah ada sosok pemilik hutan bakau itu yang sangat keras dan tegas ingin menyelamatkan hutan bakau.


Selesai dari tempat ini, kami makan dulu sebelum perjalanan pulang. Sambil menonton orang mancing, kami menghabiskan makanan yang sudah kami pesan. Gile juga ya, di PIK ada tempat mancing yang tiket masuknya berharga 1 juta rupiah!

Hari sudah mulai gelap. Sekitar pukul 6 sore kami beranjak kembali ke titik keberangkatan di GKJ Nehemia. Kemacetan malam minggu mengiringi perjalanan pulang kami. Untunglah Mas Dadi dengan setia nyupirin kami dengan selamat. Walaupun di depan Carrefour Lbk Bulus rekan-rekan yang lain menawari bergantian nyupir, Mas Dadi menolaknya. Jam 19.30 sampailah kami di Nehemia. Kamipun berpamitan satu sama lain untuk berpisah.


Piiuuhhh, what a lovely day for us!




Makasih Tuhan atas penyertaannya....

NB: buat yang ikutan hunting, mohon mengirimkan 2 (dua) foto terbaiknya ke tinto.b@gmail.com. Nanti akan dipajang di posting baru khusus galeri hunting PIK.

Kotak Postingan

Buat temen-temen yang punya materi untuk diposting, silahkan masukkan disini melalui link "Komentar" dibawah posting ini...
Nanti akan admin pindah menjadi posting setelah di sortir terlebih dahulu.
Pokoke isinya ndak boleh berbau SARA ya...[ suku, agama, ras, anatomi :) ]

Tidak tertutup kemungkinan juga kalau ada info-info seputar GKJ Nehemia, langsung disharing aja. Toh ini kan markas besar kita...hehehe...

Ayo diramaikan komunitas kita ini!

Hunting Perdana - Bogor 4 Maret 2007

Bisa dibilang inilah kegiatan perdana Klepon sebagai sebuah kelompok fotografi. Mas Dadi melemparkan ide ke teman-teman yang lain untuk pergi bareng ke Bogor sambil hunting foto. Karena letaknya dekat, teman-teman pun mengiyakan.

Berkumpullah kami tanggal 4 Maret 2007 di GKJ Nehemia. Setelah kumplit rombongan pun berangkat. Tak lupa kami berfoto dulu dong ah... :) Tim yang berangkat ada 5 orang, Mas Dadi, Mas Brian, Mas Sabat, Mas Asto, dan Dik Tinto.
Rute kali ini kami tempuh dengan kendaraan umum. Dr Lebak Bulus kami naik bis ke stasiun kereta Lenteng Agung. Dari sana, kami memakai kereta listrik tujuan Bogor untuk sampai ke Stasiun Bogor. Penuh dan panas saat itu. Tidak nyangka, walaupun hari Minggu, KRL tetep saja padat dan berisi. Tetapi namanya sudah niat ya dijalanin aja. Sepanjang LA-Bogor kami jalani sambil berdiri.
Sampai di Bogor udara dingin bercampur terik matahari meyambut kami. Perjalanan berlanjut ke Kebon Raya. Entah kenapa kami memilih berjalan kaki ketimbang naik angkot. Mungkin karena angkot Bogor yang terkenal suka ngetem dan bikin macet membuat kami malas. Jalan-jalan pun berlanjut menuju Kebon Raya. Sesampai di Kebon Raya kami bergabung dengan saudara Paulus dari wildlife Indonesia. Sayangnya hunting kali ini diganggu oleh cuaca yang kurang bersahabat.
Kami pun harus berteduh cukup lama menunggu hujan reda. Sayang juga lho, soalnya banyak waktu yang terbuang percuma karena hujan. Tapi demi keselamatan alat-alat yang kebanyakan digital, jas hujan pun digelar untuk berteduh. Bila hujan sedikit reda, langsung kami bergerak cepat menjepret sana-sini. Pokoke semua dipotretin...hehehe...

Rampung menelusuri Kebon Raya, ada SMS masuk yang memberitahu kalau di Bogor sedang ada perayaan Cap Go Meh. Waaa, bonus nih untuk kami. Apalagi perayaan tersebut berlangsung tak jauh dari pintu keluar Kebon Raya. Langsung lah kami beranjak kesana dan tepat sampai ketika rangkaian acara baru mulai.
Hunting pun berlanjut di tengah perayaan Cap Go Meh.

Ndak terasa hari sudah malam. Kereta terakhir pun cuma sampai jam 8 malam. Kami harus bergegas ke stasiun lagi. Makam malam tentunya tidak boleh ketinggalan. Hunting dari siang cukup menguras tenaga dan isi perut kami :) Mampirlah kami di warung pecel lele yang ada di samping Kebon Raya. Setelah kenyang, lanjut lagi perjalanan ke stasiun. Kami pun heran lagi, kok ke stasiun jalan kaki kembali ya??? Kan ada angkot?? Ah biarlah, toh kami sudah kenyang ini.

Untunglah kami belum terlambat. Loket tiket masih buka dan tiket masih tersedia untuk kami semua. Jam 20.00 pun kereta berangkat kembali ke Jakarta. Sampai di stasiun Lenteng Agung kami lanjutkan perjalanan ke gereja memakai bis kota. Pweww, capeknya terasa banget lho. Tapi kami senang karena keinginan untuk hunting sudah terpenuhi.

Makasih Tuhan untuk penyertaannya sepanjang hunting!



-Tim Web Klepon-